Baru seminggu bekerja di Probolinggo, Imam Syahroni (20), asal Desa Dadapan Wangi, Kendal, Ngawi, tewas dikeroyok empat anjing Doberman, penjaga tempatnya bekerja. Pemuda ini tewas dengan beberapa bagian tubuh hilang.
Sepekan lalu, Roni (demikian sapaan Imam Syahroni) datang ke rumah milik pengusaha Surabaya, Darmawan Utomo (52) di Jl Panglima Sudirman, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Di situ ia bertugas memperbaiki plafon rumah. Di rumah itu pula ia dan rekannya, Zainal Arifin (22) menginap.
Namun, pemuda yang datang dengan badan bugar ini ditemukan tewas dengan cara mengenaskan di halaman rumah itu, Selasa (24/5). Pagi itu, sekitar pukul 06.00 WIB, Zainal yang hendak mencuci baju mendapati jenazah Roni telentang tanpa busana di tengah halaman rumah yang luas itu.
Tubuh Roni tergeletak di hamparan pasir yang tak tertutup rumput. Pasir juga menutupi sebagian besar tubuhnya, dari kepala sampai kaki. Diduga, sebelum tewas ia sempat berguling-guling di pasir itu. Tangan kanannya terangkat melintang menutupi wajahnya, sementara tangan kirinya terkulai ke samping. Mayat itu tergeletak kira-kira 100 meter dari kamar tidurnya dan 50 meter dari kamar mandi.
Melihat kondisi temannya yang begitu rupa, Zainal tak berani mendekat. Ia memanggil penghuni rumah yang lain dan mereka pun melapor ke kantor polisi terdekat. Beberapa petugas Polres Probolinggo pun datang. Setelah memeriksa tempat kejadian perkara, mereka mengevakuasi tubuh Roni ke kamar jenazah RSUD dr Muhammad Saleh.
Dari pemeriksaan di TKP dan kondisi tubuh Roni, ditarik kesimpulan ia tewas karena kehabisan darah akibat luka serius di beberapa bagian tubuh. Polisi pun memastikan pemuda ini tewas dikeroyok empat anjing Doberman penjaga rumah Darmawan.
Serangan empat anjing Doberman itu meninggalkan sejumlah luka di tubuh korban. Sebut saja, telinga kiri putus, pundak kanan belakang robek dalam, dan tumit kaki kiri hilang. Bahkan luka bekas gigitan kecil dan cakaran kaki nyaris merata di seluruh tubuh.
Menurut dugaan Kompol Paryono S, Wakapolresta Probolinggo, malam itu Roni bangun tidur lalu pergi ke kamar mandi hendak buang air kecil. Untuk mencapai kamar mandi itu, Roni harus keluar rumah. Diduga kuat, saat itulah Roni dikira maling oleh keempat anjing penjaga itu dan langsung dihabisi.
Melihat kondisi pasir di sekitar jenazah, ada dugaan Roni sempat melawan serangan anjing-anjing galak itu sebelum akhirnya menyerah, lalu meregang nyawa. Dari temuan pakaian Roni yang tercecer dalam kondisi tercabik-cabik, bisa dibayangkan sengitnya pertarungan antara manusia dan keempat anjing kuat itu.
Paryono mengatakan, seperti kebiasaan, keempat anjing itu dilepas dari kandangnya malam hari dan dikandangkan lagi sekitar pukul 05.30 WIB. “Ini kan anjing jaga. Jadi setiap malam dilepas,” Jelas Wakapolresta saat di TKP.
Dijelaskan pula kalau pada dini hari itu, rumah besar itu, dihuni oleh empat orang. Salah satunya, Roni yang baru seminggu bekerja memperbaiki langit-langit atau eternit di rumah tersebut.
“Roni keluar sendirian. Karena penghuni baru, anjingnya belum kenal sama dia. Ia kemudian dikeroyok keempat anjing itu. Tiga temannya enggak ada yang tahu, karena saat kejadian mereka tidur dan tidak dengar apa-apa,” tambah Paryono.
Ditambahkan juga, saat ini penyidik kepolisian Polresta Probolinggo telah memeriksa penghuni lain, yaitu Zainal warga Sambikereb Rejoso, Nganjuk; Tarimun (52) warga Tambak Rejo, Kraton, Kabupaten Pasuruan, dan seorang lagi yang merupakan pawang keempat anjing itu.
Sedang pemilik rumah Darmawan Utomo, menurut Wakapolres sedang dicoba untuk dihubungi dan rencananya akan dipanggil. Hanya saja menurut sumber di kepolisian Darmawan sedang berada di luar negeri.
Karena semuanya masih dalam pemeriksaan, kata Paryono, polisi belum bisa menetapkan tersangka. “Belum ada tersangka. Kami masih mendalami,” katanya.
Polisi pun belum bisa memastikan kronologi insiden serangan mematikan itu. Namun, berdasarkan keterangan yang dihimpun Surya di sekitar tempat kejadian, insiden itu diperkirakan terjadi pukul 02.00 WIB.
Keterangan ini disampaikan Timan, warga Jl Merpati II, Kelurahan Jati, Mayangan, Probolinggo. Penjual nasi, kopi, dan rokok di depan rumah Darmawan itu mengaku mendengar gonggongan anjing dari arah dalam lingkungan rumah itu. “Tidak hanya saya yang mendengar suara anjing itu, tetapi banyak warga sekitar sini yang mendengarnya. Saat itu sekitar jam 2 pagi,” terang Timan.
Namun begitu, ia mengaku tidak mengira gonggongan itu merupakan penyerangan empat ekor anjing terhadap Roni, karena ia tidak mendengar jeritan manusia diserang anjing.
Anjing Petarung
Sementara itu, pengamat anjing ras, drh Liang Kaspe, menjelaskan, doberman atau nama aslinya Doberman Pinscher, dibentuk sebagai anjing penjaga, sebab punya sifat yang patuh dan punya insting petarung.
Dengan dua sifat alamiah seperti ini, Doberman banyak digemari. Bahkan polisi pun sampai memelihara Doberman guna membantu tugas-tugas Kepolisian selama ini. “Sebab, anjing ini sangat-sangat patuh dengan pemiliknya. Terpenting, anjing Doberman ini harus dibiasakan sejak kecil untuk mengenali pemiliknya,” tegas Kaspe ketika dihubungi lewat telepon, Selasa (24/5).
Pengenalan Doberman kepada pemiliknya itu bisa dimulai ketika hewan ini masih kecil atau sebelum usia setahun. Menurut Liang, usia di atas setahun, Doberman disebut menginjak masa remaja, sedangkan dua tahun ke atas sudah tergolong dewasa. ”Sebaiknya, Doberman mulai dilatih sebelum menginjak remaja,” katanya.
Selain itu, keunggulan Doberman yang lain adalah perawatan dan pemeliharaan untuknya. Kaspe menjelaskan, pemilik Doberman tak perlu biaya yang besar untuk merawat Doberman, sebab bulu anjingnya itu sedikit, sedangkan makanannya tidak beda dengan anjing ras lainnya.
Menurut Liang, Doberman bukan termasuk anjing yang rewel, sebab cukup tahan dengan cuaca di Indonesia yang tropis. Tidak demikian dengan beberapa anjing ras yang hanya cocok hidup di iklim yang sama dengan negara asal mereka.
Namun, yang perlu diperhatikan bagi pemilik Doberman adalah untuk mendampingi mereka. Atau Kaspe memberi opsi Doberman diberi kandang yang kuat, supaya Doberman tak kabur. Sebab, anjing Doberman ini akan menyerang orang-orang yang tak mereka kenali. “Biasanya penyerangan itu dilakukan berkelompok,” tutur Kaspe kembali.
Ia menjelaskan, begitu dilepas, Doberman akan mencari kelompoknya, lalu menyerang orang yang tidak dikenal itu.
Meski begitu, anjing Doberman termasuk anjing yang patuh terhadap pemiliknya. Ia akan mengikuti tiap perintah pemiliknya, termasuk jika pemiliknya meminta untuk menyerang.
Namun, belajar dari beberapa kasus yang terjadi beberapa waktu terakhir, menurut Liang, banyak orang memosisikan anjing sebagai pihak yang bersalah dan dianggap sebagai pelaku bila ia menggigit. “Padahal anjing itu hanyalah sebuah alat dari pemiliknya,” ujar Liang.
Karena itu, ia meminta para pemilik anjing waspada terhadap hewan peliharaannya. Mereka harus menyadari anjing peliharaannya itu memiliki sifat seperti apa. ”Sebab, banyak kasus orang hanya memelihara anjing tanpa melihat sifat anjing tersebut,” kata Liang.
Dalam setahun terakhir, serangan Doberman ini merupakan insiden mematikan yang kedua. Sebelumnya, terjadi penyerangan terhadap orang tak dikenal di sebuah kompleks gudang oleh dua ekor anjing yang diduga jenis pitbull, penjaga kompleks itu. surya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar