Selasa, 15 Maret 2011

Tradisi Unik Masyarakat Cilacap Mencuci Piring Dengan Menggunakan Beras


Mencuci piring kotor lazim dilakukan dengan menggunakan air. Tapi di Cilacap, Jawa Tengah ternyata ada cara unik untuk mencuci piring. Bukan dengan air, melainkan dengan beras! Mengapa ini terjadi?
Tradisi ini dilakukan terutama pada saat hajatan, lebih-lebih di musim kemarau. Salah satu alasannya adalah kurangnya persediaan air bersih. Pada saat hajatan, biasanya diperlukan piring dalam jumlah sangat banyak karena jumlah undangan biasanya juga banyak. Air lebih diutamakan untuk konsumsi.
Beras yang digunakan untuk mencuci piring adalah beras yang masih setengah bersih atau masih ada gabah dan dedaknya. Jumlah beras harus cukup banyak, setidaknya harus bisa “dicelupi” piring puluhan kali. Biasanya jumlah minimal agar bisa digunakan adalah 50 kg.
Sebelum dicuci dengan beras, piring yang baru saja dipakai makan harus dilap dengan daun pisang kering klaras untuk mengurangi lemak yang menempel. Setelah itu piring “dicelupkan” dan dibersihkan dengan beras. Caranya persis seperti mencuci piring dengan air. Selanjutnya piring dibersihkan lagi dengankain lap untuk menghilangkan debu beras atau dedak yang menempel. Dengan sekali gosok, lemak dan bau amis yang menempel akan segera lenyap. Piring pun siap digunakan untuk wadah makan lagi.
Selesai digunakan untuk mencuci piring, beras itu masih bisa dikonsumsi. Caranya, beras tersebut dijemur ulang, lalu dibersihkan secara manual dengan “tampi” (menggunakan alat bundar yang terbuat dari anyaman bambu).
Cara unik dan kreatif ini bisa menghemat air yang biasanya sulit di dapat di musim kemarau. intisari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar